Geospasial

Ketika Tidak Ada Lagi Yang Disembunyikan Dari Permukaan Bumi Ini

Posted on Updated on

Contoh aplikasi peta online
Contoh aplikasi peta online

Spasial, atau mudahnya kita sebut saja dengan keruangan. Dalam bahasa sehari-hari mungkin lebih mudah diterima jika disebutkan kata lokasi. Pernahkah anda berurusan dengan lokasi? Sepertinya tidak ada di dunia ini yang belum pernah berhubungan dengan lokasi. Lantas, apa sajakah permasalahan yang sering ditemui berkaitan dengan lokasi? Nyasar, bingung harus kemana atau….. kehilangan orientasi arah mata angin?

Saat ini, teknologi telah berkembang di semua sektor, termasuk didalamnya teknologi yang terkait dengan masalah lokasi. Bahkan tidak hanya teknologi yang berbasis PC atau laptop, tetapi sudah menjamah sampai kepada genggaman tangan manusia. Cobalah tengok di layanan penyedia aplikasi di ponsel pintar, ketikkan kata map, maka akan muncul deretan aplikasi yang menawarkan berbagai fasilitas untuk memudahkan penggunanya dalam bekerja dengan lokasi.

Lalu, bagaimanakah seharusnya sikap kita dalam menyikapi hal ini????

Coba kita sedikiti melihat melalui “spion”.  Sebuah aplikasi bernama Earth Viewer, yang kemudian diakuisi oleh Google pada tahun 2004 dan berganti nama menjadi Google Earth pada tahun 2005, mampu menarik minat banyak masyarakat tentang tampilan permukaan bumi dari atas. Aplikasi ini sepertinya cukup sukses membuat masyarakat berdecak kagum untuk menikmati atap rumah mereka melalui layar monitor diantara beberapa aplikasi lain. Banyak aplikasi lain berbasis online mulai bermunculan untuk mencoba menyajikan tampilan sejenis, ditunjang dengan keberadaan perangkat lunak pendukung yang mampu membantu pengguna untuk mengunduh tampilan sitra satelit pada berbagai aplikasi penyaji citra satelit.

Kemudian, muncul demam di masyarakat untuk mulai melakukan tagging nama daerah, lokasi-lokasi penting, hingga akhirnya berkembang istilah check in yang saat ini sepertinya menjadi suatu kewajiban adanya fitur tersebut di dalam aplikasi media sosial. Cobalah tengok beberapa aplikasi maps  yang cukup popular saat ini semacam GoogleMaps, BingMaps, Wikimapia, bahkan aplikasi media sosial  seperti Facebook, Twitter, dan lain sebagainya.

Berbagai macam aplikasi tersebut sangat membantu bagi masyarakat, terutama yang selalu berhubungan dengan yang namanya Mbak Maya, alias dunia maya, informasi mengenai lokasi, sekarang ada dalam genggaman. Coba saja anda buka browser, kemudian ketik nama salah satu restoran favorit anda, atau anda pengen mencari fasilitas public di suatu daerah, pasti akan muncul sederetan pilihan jawaban yang menuntun anda mencari apa yang anda cari. Langkah selanjutnya, terserah anda.

Ada yang merasa sangat terbantu dengan adanya aplikasi ini, ada pula yang merasa berkecil hati ketika belum bisa menikmati atap rumahnya karena ternyata aplikasi tersebut belum menyediakan citra satelit berresolusi tinggi untuk daerah tempat tinggalnya. Namun, ada pula yang merasa terancam ketika daerahnya disajikan dalam tampilan yang cukup detail, atau merasa diuntungkan karena aplikasi keruangan ini bisa membantu kerja mereka. Semua hal itu terjadi pada masyarakat di seluruh dunia, bahkan hampir mencakup semua golongan dan umur. Teknologi ini seakan telah menjawab apa yang manusia inginkan, sehingga menjadi semacam kebutuhan pada masyakarat modern ini.

Sebagai teknologi yang berbasis internet, dimana dengan internet seseorang dapat berinteraksi dengan banyak orang di seluruh dunia, tentu factor sosial dan kepercayaan juga perlu ditumbuhkan dalam menyikapi keberadaan teknologi ini. Sebut saja beberapa kesalahan penamaan suatu lokasi, informasi jalan maupun lokasi tidak sesuai dengan kondisi di lapangan, atau mungkin lokasi sudah benar, tapi informasi mengenai obyek tersebut kurang sesuai dengan kenyataan. Hal tersebut tentu saja akan membuat pengguna lain akan menjadi salah dalam mengambil keputusan. Kesalahan tersebut bisa saja terjadi karena kurang pahamnya pengguna terhadap peta maupun aplikasi yang dipakai ketika mencoba memberi informasi, atau proses verifikasi yang kurang baik. Pentingnya untuk saling menimbulkan kepercayaan disini adalah dimana pengguna lain yang lebih memahami informasi yang salah tersebut bisa memberikan koreksi.

Mulai dari sekedar untuk memberikan lokasi, pemanfaatan  teknologi ini sudah mulai menyebar di berbagai sektor kehidupan masyarakat. Dari sektor bisnis, keamanan, pariwisata, bahkan sampai ke level untuk kemanusiaan. Apalagi sekarang ditunjang dengan maraknya smartphone yang sudah menyediakan fitur navigasi di dalam perangkatnya, bahkan dengan bandrol harga yang cukup murah. Semua kembali ke masing-masin penggunanya dalam memanfaatkan teknologi ini. Baik dan buruknya dampak teknologi terhadap kemajuan manusia, tergantung bagaimana manusia tersebut menyikapi kehadirannya.

Jika sedikit menambahkan dari kajian ilmiah, menurut Franges, dkk (2000) dalam tulisannya yang berjudul Current Changes In Cartographic Vuisualisation, disebutkan bahwa secara ilmiah kartografi berfungsi untuk mengembangkan dan menemukan beberapa metode baru dari visualisasi kartografi. Untuk merealisasikannya, ilmu tentang mempresentasikan informasi geografi harus disesuaikan dengan teknik visualisasi secara digital pada masa itu. Oleh karena itu, tanpa meninggalkan peta yang konvensional, saat ini penyajian data spasial / peta, sudah dapat dinikmati oleh pengguna hanya melalui genggaman tangan, sesuai dengan teknologi yang telah berkembang sampai saat ini.

Dengan tidak adanya lagi bagian dipermukaan bumi yang tidak lagi dapat disembunyikan, semoga akan membuat masyakarat menjadi semakin sadar akan pentingnya pengetahuan tentang aspek keruangan atau peta dan optimalisasi pemanfataannya. Ketahuilah bahwa spasial merupakan salah satu kecerdasan yang ada di otak manusia, dan peta mental merupakan salah satu contoh kecerdasan manusia dalam mengingat suatu lokasi yang terekam dalam memori manusia.

Memasyarakatkan peta dan memetakan masyarakat.

Salam.

Spasialisasi Data Tabuler Menggunakan Fusion Table (Google Fusion)

Posted on

Pada postingan sebelumnya, pernah saya sampaikan mengenai pembuatan peta menggunakan Google Maps. Masih menggunakan fitur yang disediakan oleh Google, pada tulisan kali ini saya akan memberikan sedikit gambaran mengenai pemanfaatan Fusion Table, atau ada juga yang menyebutnya dengan Google Fusion. Pada dasarnya, Google Fusion  merupakan suatu aplikasi berbasis web, yang digunakan untuk mengumpulkan, memvisualisasikan serta berbagi dengan sesama.

Segala jenis data, yang mengandung unsur keruangan, baik itu yang berupa alamat daerah administrasi maupun dengan koordinat, dapat ditampilkan lokasinya pada aplikasi ini. Namun, akan lebih baik jika data lokasi tersebut berupa koordinat, karena akurasi ketepatan lokasinya akan lebih presisi.

  1.  Untuk mengakses aplikasi Google Fusion ini, terlebih dahulu masuk ke dalam Google Drive, kemudian pilih Create –> Pilih Fusion Table. Jika menu tersebut belum ada, terlebih dahulu klik pada connect to more apps guna menghubugkan dengan aplikasi Fusion Table.

    Tampilan untuk mengakses Fusion Table
    Tampilan untuk mengakses Fusion Table
  2. Akan muncul tab baru, serta jendela dialog untuk menambahkan tabel yang akan divisualisasikan data spasialnya.

    File bisa dari Spread sheets, file Microsoft Excel atau buat langsung pada Fusion Table
    File bisa dari Spread sheets, file Microsoft Excel atau buat langsung pada Fusion Table
  3. Pada tulisan kali ini, akan dicontohkan untuk menggunakan data yang sudah tersimpan dalam Google Spreadsheets.

    Pilih file
    Pilih berkas
  4. Jika dalam berkas tersebut mempunyai jumlah sheet yang lebih dari 1, maka aplikasi akan menanyakan sheet yang akan digunakan.

    Pilih sheet yang akan digunakan
    Pilih sheet yang akan digunakan
  5. Kemudian kita juga akan diminta untuk mendefinisikan baris yang menjadi nama kolom dari tabel tersebut. Jika tabel tersebut tidak mempunyai nama kolom, bisa dipilih none.

    Mendefinisikan Nama Kolom
    Mendefinisikan Nama Kolom
  6. Klik Next, akan muncul semacam jendela yang menunjukkan summary dari tabel yang akan digunakan. Kemudian klik Finish.

    Keterangan dari tabel yang akan digunakan
    Keterangan dari tabel yang akan digunakan
  7. Tabel pada berkas yang kita gunakan, akan muncul dalam Fusion Table. 

    Tampilan tabel pada Fusion Table
    Tampilan tabel pada Fusion Table
  8. Beberapa tabel yang berisikan lokasi, ada yang langsung terdefinisikan oleh aplikasi, akan tetapi seperti pada tulisan ini, aplikasi belum mampu mengidentifikasi lokasi yang akan kita gunakan. Oleh karena itu, langkah selanjutnya adalah mendefinisikan kolom lokasi dengan cara klik pada kolom –> change.

    Proses penggantian keterangan pada kolom
    Proses penggantian keterangan pada kolom
  9. Ubah pada bagian Type menjadi Location. Jika data yang dipakai adalah sistem koordinat yang tersimpan dalam satu kolom, cukup dipilih Location tanpa perlu memberi centang pada Two column location.
    Lokasi tersimpan dalam satu kolom
    Lokasi tersimpan dalam satu kolom

    Apabila keterangan lokasi terdiri dari dua kolom (biasanya menggunakan koordinat), maka perlu dicentang pada Two column location, serta mendefinisikannya (jangan sampai terbalik).

    Jika lokasi ditunjukkan oleh dua kolom
    Jika lokasi ditunjukkan oleh dua kolom
  10. Setelah diklik tombol Save, kemudian kembali ke tampilan tabel dan tambahkan satu tab dengan cara mengeklik icon tanda tambah pada kotak merah –> Add map untuk memvisualisasikannya pada peta.

    Klik pada Add map
    Klik pada Add map
  11. Pilih kolom yang menunjukkan lokasi, kemudian aplikasi akan melakukan geocoding (khusus lokasi yang menggunakan alamat). Tunggu beberapa saat, data pada tabel tersebut akan divisualisasikan ke dalam peta.
    Pilij kolom yang menunjukkan lokasi
    Pilih kolom yang menunjukkan lokasi
    Proses geocoding
    Proses geocoding

    *Catatan : Untuk nama lokasi yang berupa alamat, dapat dimungkinkan terjadi kesalahan pada proses geocoding, mengingat terdapat beberapa nama yang sama pada daerah yang berbeda dan tergantung dari basis data yang ada pada Google Maps. Oleh karena itu, alangkah lebih baik jika alamat ditulis lengkap atau menggunakan koordinat.

  12. Data pada tabel tersebut akan muncul pada setiap titik yang tervisualisasikan dengan cara mengekliknya.

    Klik pada titik
    Klik pada titik
  13. Style pada tampilan tersebut juga dapat disesuaikan.

    Klik pada menu sebelah kanan
    Klik pada menu Change feature styles….
  14. Seperti pada aplikasi dari Google yang lain, kita dapat mengatur tingkat privacy dari berkas ini, untuk kemudian dapat dibagikan kepada yang lain.
  15. Kita juga dapat melakukan pengunduhan data dari menu File – Download dalam beberapa format, seperti *.csv maupun *.kml yang dapat digunakan pada aplikasi lain.ft13
  16. Selamat mencoba, semoga aplikasi dari Google ini dapat membantu mempermudah pekerjaan kita semua, terutama yang berkaitan dengan data yang bersifat keruangan

 

Membuat Peta Secara Praktis Menggunakan Google Maps

Posted on

Hidup di era modern ini, banyak fasilitas yang disediakan oleh penyedia layanan untuk mempermudah segala sisi kehidupan manusia. Berbagai fasilitas dapat ditemui penghuni dunia maya hanya bermodalkan mulai dari smartphone sampai menggunakan PC, ditambahkan dengan sebuah jalur yang disebut dengan koneksi internet. Penghuni dunia maya, mulai dari anak-anak sampai orang tua sudah bisa merasakan berbagai fasilitas yang ditawarkan.

Salah satu yang dapat ditemui di dunia nyata maupun di dunia maya adalah peta. Siapa yang tidak kenal peta, mungkin bisa berkunjung ke rumahnya Dora dulu atau mampir ke sini. Jika di dunia nyata kita melihat peta berupa lembaran kertas, di dunia maya ini, kita melihat peta berupa gambaran permukaan bumi pada layar, yang informasinya dapat disesuaikan dengan tingkat zooming skalanya. Salah satu yang akrab digunakan adalah aplikasi dari Google, yaitu Google Maps.

gm1Tampilan Google Maps

Manfaat dari Google Maps ini sangat banyak. Semakin lama, pihak pengembang semakin melakukan inovasi. Banyak informasi yang dapat diperoleh melalui peta ini. Selain tampilan peta yang tentu saja memuat informasi toponimi (nama daerah) di permukaan bumi, fasilitas umum, nama jalan, bahkan kita bisa melihat kondisi lalulintas dan tampilan street view untuk kota-kota tertentu. Saat ini, aplikasi peta ini juga sudah didukung untuk membantu kita bernavigasi, dengan fitur Direction.

Di samping beberapa fitur di atas, kita juga dapat membuat peta yang di-custom informasi tambahannya, dan dapat dibagikan kepada semua orang. Fasilitas tersebut dapat kita jumpai dalam menu My Maps, dengan terlebih dahulu kita login menggunakan akun Google kita.

  1. Klik  pada kolom pencarian, kemudian menu My Maps akan muncul di bawah kolom pencarian.gm2
  2. Akan muncul menu baru seperti di bawah ini. Klik pada tombol Create untuk membuat peta baru.gm3
  3. Muncul jendela baru yang akan memuat Untitled map kita.gm4
  4. Kita dapat mengubah nama judul peta maupun nama layer tersebut dengan cara mengeklik pada tulisan namanya.gm5
  5. Ada banyak jenis layer yang dapat ditambahkan mulai dari titik, garis, petunjuk arah, bahkan import data dari file lain dengan format *.csv, *.xlsx, serta*.kml. Selain itu pula, dapat ditambahkan layer baru lagi untuk jenis maupun grup tema yang berbeda.
    Menambahkan titik
    Menambahkan titik
    Menambahkan data dari format lain yang sudah ada
    Menambahkan data dari format lain yang sudah ada

    Menambahkan petunjuk arah
    Menambahkan petunjuk arah
  6. Simbol dari masing-masing komponen layer yang ditambahkan, juga dapat disesuaikan.gm9
  7. Kita juga dapat mengatur tampilan peta latar yang akan digunakan.gm10
  8. Selain itu juga, kita dapat membagikan alamat peta tersebut kepada orang lain, serta mengatur privasi dari peta tersebut.gm11
  9. Selesai menambahkan semua informasi pada peta tersebut, selanjutnya kita dapat mencetak peta tersebut maupun menyimpannya dalam format *.kml agar dapat digunakan oleh orang lain untuk ditampilkan dalam berbagai aplikasi pemetaan yang ada. Jika anda mempunyai website, peta tersebut juga dapat ditambahkan ke dalam website.gm12
  10. Dengan memanfaatkan fasilitas ini, pengguna internet dapat membuat peta secara cepat dan cukup efisien untuk kebutuhan kerja secara cepat dan yang tidak menggunakan analisis spasial.

Membuat Urutan Angka di Attribute Table ArcGIS

Posted on


Dalam kegiatan sehari-hari, termasuk dalam mengolah data, pasti akan berjumpa dengan yang namanya tabel. Sebuah cara penyajian data yang cukup mudah untuk dilakukan analisis lebih lanjut. Menggunakan salah satu perangkat lunak keluaran dari Microsoft maupun beberapa Open Source lainnya cukup memudahkan kita dalam pengolahannya. Dalam penggunaan perangkat lunak tersebut, kita bisa melakukan berbagai hal seperti mensortir, membuat urutan, dan sebagainya.

Dalam pengolahan data spasial, pasti juga akan menjumpai tabel / data tabular , karena tabel sebagai satu kesatuan dari data / layer yang ada dalam pengolahan berbasis GIS, yaitu adanya data grafis dan tabel. Pernahkah anda menemui suatu permasalahan ketika melakukan pengolahan data spasial, akan membuat urutan nomer, misalnya untuk membuat suatu ID.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membuat urutan angka dalam suatu tabel, misalnya dengan membukanya pada Microsoft Excel, atau dengan membuat satu field kemudian melakukan kalkulasi “OID + 1” (akan tetapi cara ini rentan menemui kesalahan, jika ada record yang pernah dihapus).

Pada bagian Mister Help online-nya ESRI, jika kita mau mengaduk-aduk lebih dalam, ternyata ada cara untuk melakukan hal ini. Untuk perangkat lunak pemetaan selain ArcGIS, saya belum menemukannya. Mungkin beberapa waktu ke depan sudah menemukannya.

  1. Pada layer yang pada data atributnya akan ditambahkan urutan nomor, terlebih dahulu tambahkan satu field/ kolom.1
  2. Pilih Type Short Integer.
    2
  3. Pilih Field Calculator pada kolom yang akan digunakan untuk membuat urutan.
    3
  4. Arahkan Parser ke posisi Phyton. Kemudian beri tanda centang pada Show Codeblock. Tuliskan script di bawah ini ke dalam kolom Pre-Logic Script Code.

    rec=0 
    def autoIncrement(): 
     global rec 
     pStart = 1  
     pInterval = 1 
     if (rec == 0):  
      rec = pStart  
     else:  
      rec += pInterval  
     return rec
    

    Kemudian pada bagian kolom di bawah, ketikkan script berikut

    autoIncrement()

    4

  5. Tunggu sejenak, pada kolom tersebut, akan muncul urutan angka dari 1 sampai …. (sejumlah baris / record yang ada)
    5

Terima Kasih.

Sumber : http://support.esri.com/en/

Memotong Polygon Menggunakan Polyline pada ArcMap

Posted on

Pernah suatu ketika sekitar tahun 2010, ada salah seorang rekan peserta pelatihan pengolahan data spasial bertanya kepada saya, “Mas, bagaimana caranya untuk memotong polygon dengan polyline?”
Mmm…. pertanyaan tersebut sempat membuat saya tertarik untuk mengeksplore hal ini, dan akhirnya saya menemukan metodenya.
Selang beberapa tahun, karena ga pernah dipakai, menguaplah ilmu itu. Akhirnya beberapa waktu yang lalu, saya berniat untuk memotong satu polygon, berdasarkan suatu layer yang berjenis polyline. Uthak-unthek sana sini sambil membuka sedikit memory dalam gudang di kepala, akhirnyaaaa…. sukses juga memotong polygon tersebut. Agar tidak mengalami kesulitan di hari esok, saya coba untuk menulisnya sekaligus untuk berbagi dengan yang lain dalam tulisan berikut.

1. Terlebih dahulu, tambahkan layer polygon yang akan dipotong dan polyline yang akan digunakan untuk memotong ke dalam ArcMap.
1
2. Masuk ke dalam mode Editing.
2
3. Untuk penggunaan ArcGIS versi sebelum 10.0, sebaiknya diaktifkan terlebih dahulu fitur snip-nya. Untuk versi 10.0 dan setelahnya, fitur ini aktif secara default.
4. Gunakan tombol Select Feature kemudian pilih polygon yang akan dipotong.
5. Klik pada icon Cut Polygon (ArcGIS versi 10.0 dan setelahnya)
3
Atau pilih Cut Polygon Features (ArcGIS versi sebelum 10.0)
4
6. Arahkan kursor pada polyline yang akan digunakan untuk memotong, pastikan pas / snip dengan garis tersebut.
5
7. Kemudian klik kanan, pilih Replace Sketch.
6
8. Seluruh bagian dari polyline tersebut akan terpilih sketch-nya.
7
9. Klik kiri 2 kali atau tekan tombol F2 pada keyboard, polygon tersebut akan terpotong sesuai dengan bentuk polyline-nya.
8
10. Stop Editing dan Save Editing.
11. Selamat mencoba dan semoga bermanfaat.

Pemanfaatan Map Services untuk Membuat Peta Menggunakan Arcgis[dot]com

Posted on Updated on

“Aku peta, aku peta”, ujar Dora. Banyak dari kita yang mengetahui perkataan tersebut yang biasanya diucapkan tokoh Peta yang selalu membantu Dora dalam membantu menuju kepada tujuan yang diharapkan.

Pernahkan terfikir di antara masyarakat kebanyakan, bagaimana cara untuk membuat peta? pakai apa ya?

Untuk membuat peta, bisa menggunakan banyak perangkat lunak pemetaan, baik yang berbayar maupun gratis, seperti ArcGIS, Quantum GIS, Global Mapper, dan lain sebagainya. Jika kita memiliki fasilitas internet, tidak ada salahnya untuk mencoba fasilitas pemetaan yang sudah disediakan secara online, gratis lagi (tapi bayar internetnya, hehehe….). Salah satunya dengan menggunakan ArcGIS[dot]com. Untuk peta dasar maupun peta tematik yang dibutuhkan, saat ini sudah banyak instansi maupun lembaga yang sudah membuatnya, sehingga pengguna tinggal memanfaatkannya saja, tanpa bingung mengenai perolehan sumber datanya. Pengen mencoba???? mungkin sedikit coretan di bawah ini bisa membantu langkah awal dalam menggunakan ArcGIS[dot]com. Selamat Mencoba….

  1. Jalankan browser, kemudian akses ke http://arcgis.com
  2. Klik Sign In. Untuk menjalankan aplikasi ini, terlebih dahulu harus mempunyai akun ESRI, apabila belum mempunyai akun, daftarkan dulu di Register Your ESRI Global Account.
  3. Setelah berhasil Sign In, untuk membuat peta, masuk ke bagian Map.
  4. Klik pada tombol  Add à Search for Layers untuk menambahkan data dari Map Services yang sudah tersedia.
  5. Pilih data dari A GIS Server, kemudian masukkan alamat salah satu services di atas dalam kolom URL.
  6. Daftar layer yang tersedia dalam alamat tersebut akan muncul.add services

Untuk alamat services-nya, bisa dilihat pada tabel berikut :

Instansi Layer Address
BNPB http://geoservice.bnpb.go.id:8399/arcgis/rest/services
http://geoservice2.bnpb.go.id:8399/arcgis/rest/services
Kemeterian Kehutanan http://webgis.dephut.go.id/arcgis/rest/services/
Kemeterian Pertanian http://203.190.36.46/arcgis/rest/services/
LAPAN http://202.43.161.180/arcgis/rest/services/
Kemeterian Perhubungan http://gis.dephub.go.id/arcgis/rest/services/
http://gis2.dephub.go.id/ArcGIS/rest/services/
BIG http://geoservices.big.go.id/ArcGIS/rest/services
PU http://sigi.pu.go.id/ArcGIS/rest/services/
Pasific Disaster Center http://ags.pdc.org/ArcGIS/rest/services/
Earth Sattelite http://www.earthsat.com/ArcGIS/rest/services/
ESRI ArcGIS Online http://server.arcgisonline.com/ArcGIS/rest/services
USGS http://rmgsc.cr.usgs.gov/ArcGIS/rest/services/
http://nhss.cr.usgs.gov/arcgis/rest/services/
http://isse.cr.usgs.gov/ArcGIS/rest/services/
European Environment Agency http://discomap.eea.europa.eu/arcgis/rest/services/
Watershed Assessment, Tracking & Environmental Result http://watersgeo.epa.gov/ARCGIS/REST/services/
Oregon http://navigator.state.or.us/ArcGIS/rest/services
Geocommunicator http://www.geocommunicator.gov/ArcGIS/rest/services/
Pasific Disaster Center http://ags.pdc.org/arcgis/rest/services/

 

  1. Pilih layer yang akan ditampilkan, kemudian klik Add.arcgisdotcom3
  2. Gambar latar / basemap dari peta tersebut juga dapat diubah. Klik pada tombol Basemap, kemudian pilih gambar latar yang diinginkan.
  3. Simpan hasil pekerjaan yang sudah dilakukan dengan mengeklik Save.
    save
  4. Hasil peta tersebut dapat di-sharing kepada yang lain dengan cara mengeklik tombol Share.arcgisdotcom4
  5.  Jika tautan tersebut dibuka oleh pihak lain dalam computer yang berbeda, kurang lebih tampilannya akan sebagai berikut.
  6. Hasil peta  yang dibuat dapat dicetak jika dibutuhkan dengan mengeklik tombol Print.
  7. Untuk melihat peta-peta yang sudah dibuat, dapat dilihat dalam bagian My Content.arcgisdotcom5

 

Sharing Data Spasial

Posted on

Beberapa waktu yang lalu, tepatnya tanggal 17 Oktober 2011, BIG (Badan Informasi Geospasial) atau yang dulu dikenal dengan nama Bakosurtanal (bahkan saat ini pun masih banyak yang mengenalnya dengan nama ini) meluncurkan suatu program / aplikasi berbasis web yang digunakan untuk  sharing data spasial melalui http://tanahair.indonesia.go.id. Program ini dimaksudkan sebagai sarana untuk berbagi antara pengguna data spasial yang terkoneksi dengan internet.

Lebih jauh mengenai sharing data spasial ini, ada beberapa format yang perlu diketahui sebelumnya. format tersebut diantaranya :

  • Mapping , yaitu berfungsi untuk menyediakan akses terhadap isi dari Map Document.
  • WMS (Web Map Sevice), yaitu menggunakan Map Document untuk menciptakan layanan sesuai dengan spesifikasi Open Geospatial Consortium(OGC) Web Map Service (WMS).
  • WFS (Web Feature Service), yaitu menggunakan data vektor pada Map Document untuk menciptakan layanan sesuai dengan spesifikasi Open Geospatial Consortium(OGC) Web Feature Service (WFS). Berfungsi untuk menyajikan hanya data vektor.
  • WCS (Web Coverage Services), yaitu menggunakan data raster pada Map Document untuk menciptakan layanan sesuai dengan spesifikasi Open Geospatial Consortium(OGC) Web Coverage Services (WCS). Berfungsi untuk menyajikan data raster.
  • Mobile Data Access, yaitu kemampuan untuk akses map Document yang di publish melalui perangkat mobile.
  • KML (Keyhole Markup Language), yaitu kemampuan untuk menampilkan Map Document yang di-publish pada aplikasi lain seperti Google Earth.
  • Geodata Access, yaitu kemampuan Map Document yang di-publish untuk direplikasi dan diekstraksi oleh pengguna menggunakan ArcMap.
  • Geoprocessing, yaitu untuk mem-publish toolbox yang dibuat, untuk dapat diakses secara online.
  • Network Analysis, yaitu menampilkan data  jaringan jalan, berikut dengan informasi rutenya.

Beberapa instansi pemerintahan di Indonesia, juga menyediakan tautan untuk memanfaatkan sharing data spasial, diantaranya 1. BNPB
(http://geoservice.bnpb.go.id:8399/arcgis/rest/services & http://geoservice2.bnpb.go.id:8399/arcgis/rest/services)

2. BIG
(http://geoservices.ina-sdi.or.id/arcgis/rest/services & http://geoservices.big.go.id/arcgis/rest/services/)

3. KKP
(http://www.ppk-kp3k.kkp.go.id/ArcGIS/rest/services)

4. Kementerian Perhubungan
(http://gis.dephub.go.id/arcgis/rest/services)

5. Kementerian Kehutanan
(http://webgis.dephut.go.id/arcgis/rest/services)

Pemanfaatan data tersebut dapat langsung dimanfaatkan untuk tampil dalam website kita dengan memanfaatkan fitur map service-nya, maupun jika penyedia layanan tersebut berbaik hati, kita dapat juga memperoleh data vektornya (melalui fitur WFS, Feature Service maupun Geodata Service). Selain itu pula, fitur semacam WFS maupun WCS, juga memungkinkan kita untuk langsung mengaksesnya melalui aplikasi desktop pemetaan yang ada di PC seperti ArcGIS maupun QGIS.